0 follower

Controller

Sebuah controller adalah instance dari CController atau kelas turunan CController. Controller dibuat oleh aplikasi saat pengguna me-request-nya. Ketika berjalan, controller melakukan action yang di-request yang biasanya memerlukan model dan membuat view yang sesuai. Sebuah action, dalam bentuk paling sederhana sebenarnya hanyalah metode kelas controller yang namanya dimulai dengan kata action.

Controller memiliki action standar. Ketika permintaan pengguna tidak menetapkan action mana yang dijalankan, action standar yang akan dijalankan. Biasanya action default dinamai sebagai index. Action default bisa diubah dengan mengeset variabel instance publik, CController::defaultAction.

Berikut merupakan code untuk mendefinisikan controller site, sebuah action index (action default), dan sebuah action contact:

class SiteController extends CController
{
    public function actionIndex()
    {
        // ...
    }
 
    public function actionContact()
    {
        // ...
    }
}

1. Route

Controller dan action diidentifikasi oleh ID. ID Controller dalam format path/ke/xyz sesuai dengan letak file kelas controller di protected/controllers/path/ke/XyzController.php. xyz harus diganti dengan nama sebenarnya (contoh, post pada protected/controllers/PostController.php). ID Action adalah nama metode action tanpa berawalan action. Sebagai contoh, jika kelas controller berisi sebuah metode bernama actionEdit, ID dari action tersebut adalah edit.

Request pengguna terhadap controller dan action tertentu sesuai dengan aturan route. Route dibentuk dengan menggabungkan ID controller dan ID action yang dipisahkan dengan garis miring. Sebagai contoh, route post/edit merujuk ke PostController dan action edit. Dan secara default, URL http://hostname/index.php?r=post/edit akan meminta controller post dan action edit.

Catatan: Secara default, route bersifat case-sensitive. Kita bisa saja menjadikan route tidak bersifat case-sensitive dengan mengatur CUrlManager::caseSensitive menjadi false dalam konfigurasi aplikasi. Ketika dalam mode tidak bersifat case-sensitive, pastikan Anda mengikuti konvensi bahwa direktori yang berisi file kelas controller dalam huruf kecil, dan peta controller serta peta action keduanya menggunakan kunci dalam huruf kecil.

Sebuah aplikasi bisa berisi module. Route action controller di dalam sebuah module yakni dalam format moduleID/controllerID/actionID. Untuk lebih rinci, lihat bagian mengenai module.

2. Instansiasi Controller

Instance controller dibuat ketika CWebApplication menangani request yang masuk. Berdasarkan ID controller yang diberikan, aplikasi akan menentukan kelas controller apa dan di mana file kelas ditempatkan, dengan menggunakan aturan berikut.

  • Jika CWebApplication::catchAllRequest ditetapkan, controller akan dibuat berdasarkan properti ini, dam ID controller yang ditetapkan pengguna akan diabaikan. Ini dipakai terutama untuk menyimpan aplikasi dalam maintenance mode dan menampilkan halaman statis pemberitahuan.

  • Jika ID ditemukan dalam CWebApplication::controllerMap, konfigurasi controller terkait akan dipakai dalam membuat turunan controller.

  • Jika ID ada dalam format 'path/ke/xyz', nama kelas controller diasumsikan adalah XyzController dan file kelas terkait adalah protected/controllers/path/ke/XyzController.php. Sebagai contoh, ID controller admin/user akan diuraikan sebagai kelas controller UserController dan file kelas protected/controllers/admin/UserController.php. Jika file kelas tidak ada, 404 CHttpException akan dimunculkan.

Apabila module dipakai , proses di atas akan cukup berbeda. Dalam keadaan tertentu, aplikasi akan memeriksa apakah ID merujuk ke controller di dalam sebuah module, jika demikian, instance module akan dibuat lebih dulu diikuti dengan instance controller.

3. Action

Seperti yang telah disinggung, action dapat didefinisikan sebagai metode yang namanya dimulai dengan kata action. Cara lebih advance adalah dengan mendefinisikan kelas action dan meminta controller untuk menurunkannya apabila diperlukan. Dengan demikian memungkinkan sebuah action untuk dipakai ulang.

Untuk mendefinisikan kelas action baru, lakukan hal berikut:

class UpdateAction extends CAction
{
    public function run()
    {
        // tempat logika action di sini
    }
}

Agar controller menyadari adanya action ini, kita override metode actions() pada kelas controller kita:

class PostController extends CController
{
    public function actions()
    {
        return array(
            'edit'=>'application.controllers.post.UpdateAction',
        );
    }
}

Di atas, kita menggunakan alias path application.controllers.post.UpdateAction untuk menetapkan apakah file kelas action adalah protected/controllers/post/UpdateAction.php.

Dengan menulis action berbasis-kelas, kita dapat mengatur aplikasi dalam gaya modular. Sebagai contoh, struktur direktori berikut dapat dipakai untuk mengatur kode controller:

protected/
    controllers/
        PostController.php
        UserController.php
        post/
            CreateAction.php
            ReadAction.php
            UpdateAction.php
        user/
            CreateAction.php
            ListAction.php
            ProfileAction.php
            UpdateAction.php

4. Action Parameter Binding

Semenjak versi 1.1.4, Yii telah menambah dukungan binding (pengikatan) parameter action otomatis, yakni sebuah action controller dapat mendefinisikan parameter yang nilainya akan secara otomatis diisi oleh Yii dari nilai $_GET.

Untuk mengilustrasi bagaimana cara kerjanya, mari kita asumsi bahwa kita perlu membuat sebuah action create pada PostController. Action ini memerlukan dua buah parameter :

  • category: sebuah integer yang menunjukkan ID kategori ke berapa post baru yang akan dibuat.
  • language: sebuah string yang mewakili kode bahasa pada post baru.

Kita mungkin akan menggunakan coding berikut ini untuk mendapatkan nilai yang diinginkan dari parameter $_GET:

class PostController extends CController
{
    public function actionCreate()
    {
        if(isset($_GET['category']))
            $category=(int)$_GET['category'];
        else
            throw new CHttpException(404,'invalid request');
 
        if(isset($_GET['language']))
            $language=$_GET['language'];
        else
            $language='en';
 
        // ... mulai koding di sini...
    }
}

Sekarang, dengan menggunakan fitur parameter action, kita bisa mendapatkan hasil sama dengan cara lebih gampang :

class PostController extends CController
{
    public function actionCreate($category, $language='en')
    {
        $category=(int)$category;
 
        // ... mulai koding di sini...
    }
}

Perhatikan bahwa kita menambahkan dua buah parameter ke metode action actionCreate. Nama parameter ini haruslah sama persis dengan nama yang ingin didapatkan dari $_GET. Parameter $language mengambil nilai default en apabila ternyata pengguna tidak memberikan nilai pada parameter. Karena $category tidak memiliki nilai default, maka jika pengguna tidak memberikan parameter category di $_GET sebuah CHttpException(kode kesalahan 400) akan dikeluarkan secara otomatis.

Mulai dari versi 1.1.5, Yii juga akan mendukung pendeteksian jenis array untuk parameter action. Ini dapat dilakukan dengan PHP type hinting (pemberian petunjuk jenis PHP) dengan menggunakan sintaks berikut :

class PostController extends CController
{
    public function actionCreate(array $categories)
    {
        // Yii akan memastikan $categories adalah sebuah array
    }
}

Demikianlah, kita menambah kata kunci array di depan $categories dalam deklarasi parameter metode tersebut. Dengan melakukan demikian, jika $_GET['categories'] adalah sebuah string sederhana, akan diubah menjadi sebuah array yang terdiri dari string tersebut.

Catatan: Jika sebuah parameter dideklarasi tanpa petunjuk jenis array, itu artinya parameter tersebut haruslah skalar (seperti non-array). Dalam kasus ini, mem-pass sebuah parameter array dengan $_GET akan mengakibatkan HTTP exception.

Mulai dari versi 1.1.7, binding parameter otomatis akan bekerja juga pada action yang menggunakan class. Ketika method run() didefinisikan beberapa parameter, maka parameter-parameter ini akan diisi sesuai dengan nilai parameter request yang diberi nama. Contohnya,

class UpdateAction extends CAction
{
    public function run($id)
    {
        // $id akan diisi dengan $_GET['id']
    }
}

5. Filter

Filter adalah code yang dikonfigurasikan supaya berjalan sebelum dan/atau setelah action controller dijalankan. Misalnya, filter kontrol akses dijalankan guna memastikan bahwa pengguna diotentikasi sebelum menjalankan action yang diminta; filter kinerja bisa dipakai untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam menjalankan action.

Action bisa memiliki lebih dari satu filter. Filter dijalankan dalam urutan seperti yang terlihat dalam daftar filter. Filter bisa menjaga eksekusi action dan filter lain yang tidak dieksekusi.

Filter bisa didefinisikan sebagai metode kelas controller. Nama metode harus dimulai dengan filter. Sebagai contoh, keberadaan metode filterAccessControl mendefinisikan sebuah filter bernama accessControl. Metode filter harus bertanda:

public function filterAccessControl($filterChain)
{
    // panggil $filterChain->run() untuk melanjutkan penyaringan dan eksekusi action
}

di mana $filterChain adalah instance CFilterChain yang menggambarkan daftar filter yang dikaitkan dengan action yang diminta. Di dalam metode filter, kita dapat memanggil $filterChain->run() untuk melanjutkan penyaringan dan jalannya action.

Filter juga dapat berupa turunan CFilter atau anak kelasnya. Kode berikut mendefinisikan kelas filter baru:

class PerformanceFilter extends CFilter
{
    protected function preFilter($filterChain)
    {
        // logika sedang diterapkan sebelum action dieksekusi
        return true; // false jika action tidak dieksekusi
    }
 
    protected function postFilter($filterChain)
    {
        // logika sedang diterapkan setelah action dieksekusi
    }
}

Untuk menerapkan filter terhadap action, kita perlu meng-override metode CController::filters(). Metode harus mengembalikan array konfigurasi filter. Contoh,

class PostController extends CController
{
    ......
    public function filters()
    {
        return array(
            'postOnly + edit, create',
            array(
                'application.filters.PerformanceFilter - edit, create',
                'unit'=>'second',
            ),
        );
    }
}

Kode di atas menetapkan dua filter: postOnly dan PerformanceFilter. Filter postOnly berbasis-metode (metode filter yang berhubungan sudah didefinisikan dalam CController); sementara filter PerformanceFilter berbasis objek. Alias path application.filters.PerformanceFilter menetapkan bahwa file kelas filter adalah protected/filters/PerformanceFilter. Kita menggunakan array untuk mengkonfigurasi PerformanceFilter agar dapat dipakai guna menginisialisasi nilai properti objek filter. Di sini, properti unit pada PerformanceFilter akan diinisialisasi sebagai 'second'.

Dengan menggunakan operator plus dan minus, kita dapat menetapkan action mana yang harus diterapkan dan yang mana tidak diterapkan oleh filter. Dalam contoh di atas, postOnly harus diterapkan ke action edit dan create, sementara PerformanceFilter harus diterapkan ke semua action KECUALI edit dan create. Jika plus maupun minus tidak muncul dalam konfigurasi filter, maka filter akan diterapkan ke semua action.

Found a typo or you think this page needs improvement?
Edit it on github !